"Berikan ponselmu"
"Tidak mau~ ini ponsel merek kulkas bobrok~ nggak bisa di jual >_<"
Mavia itu melihat ponsel Hye-ji sekilas, dan berpikir lagi,
"Kalau gitu, berikan nomer ponselmu!"
"Apaa?"
"Sudah berikan saja! Atau kau mau mati hah?! -_-^"
"Y...ya,"
Hye-ji akhirnya memberikan nomer ponselnya.
Mavia itu mengecek nomer yang diberikan oleh Hye-ji, dan menelponnya.
'Hah! astaga.. tadi dua digit angka dibelakangnya kuganti X_X' batin Hye-ji
Terdengar suara dari seberang sana, sang mavia langsung mematikan teleponnya.
"Kau beneran bosan hidup ya -_-^"
'Gyaaa!!' Hye-ji hanya bisa berteriak didalam hati.
Mavia itu mendekat ke arah Hye-ji, ge membuat Hye-ji tersungkur kebelakang.
Hye-ji memejamkan matanya karena takut dibunuh disitu.
Mavia itu ternyata hanya ingin mengambil handphone kulkas bobrok milik Hye-ji, dia menelpon pakai handphone Hye-ji ke handphone nya
'Sial, dia jadi tau nomer handphoneku -_-^' batin Hye-ji memandang sinis sang mavia.
"kau boleh pergi -_-^"
"nomerku mau di apain??"
"suatu saat aku akan membunuhmu."
Mavia itu meninggalkan Hye-ji yang masih ketakutan itu karena ia masih mengurus suatu urusan, kini nyawa Hye-ji sudah tak aman lagi. Setelah mavia itu pergi, datanglah Han-pyo. Sang Adik~
"Kakak, apa yang sedang kau lakukan? O_O" Han-pyo membantu kakaknya berdiri
"Hanya saja.. ah~ tidak ada"
Hye-ji dan Han-pyo berjalan menuju rumah mereka. Hye-ji masih ketakutan lihat muka mafia yang ngeri tadi. Sementara Han-pyo bingung dengan perilaku kakaknya.
Sesampainya dirumah, terlihat seorang cowok dengan postur tegap, dia sedang menunggu seseorang, tepatnya menunggu Hye-ji.
"Hye-ji~a sudah pulang ya?" tampaknya dia sudah menunggu sejak lama, kasian.
"Ya, maaf membuatmu menunggu Min-Ja" sapa Hye-ji, tampaknya dia sudah tenang dari ketakutan yang tadi sempat melandanya.
"Selamat malam, Kak Min-ja" Han-pyo memberikan salam ke Min-ja dan masuk ke dalam.
"Ya, Selamat malam Han-pyo ^_^"
"Hye-ji~a, kudengar kamu mau masuk Luxury High School O_O" Min-ja memulai pembicaraan.
"Ya, Kenapa?"
"Disana banyak murid pintar O_O dan juga kaya"
"Lalu? Kenapa?"
"Aku tidak bisa masuk >_<"
"Ya udah, masuk sekolah kejuruan aja O_O"
"Nggak mau >_<"
"Kau ini, bikin susah orang saja -_-^"
Mereka berdua tetap melanjutkan perbincangan, sampai handphone Hye-ji berbunyi..
trilili-lili-trililili-lili
'lagi- lagi nomer yang tidak dikenal -_-^' batin Hye-ji kesal
"Hallo," Hye-ji akhirnya mengangkat telepon itu dari pada mendengar Min-ja mengoceh lebih lama lagi.
"Heh! Perempuan tadi, kapan kamu bisa membayar." Suara dari seberang to the point.
DEG.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
- Well hello all ^O^ I'm the writer,
please read this before you add your comment ;) Oke (๑・‿・๑) :
.After you read all, you must add your comment to complete this blog ^O^
.Don't forget to add comment (* -_・)oO○
.Sorry if you don't understand the story~ Gomenasaii >_<
.Thanks for read all (*≧∇≦*)
Writer σ(o'ω'o)