Pages

Selasa, 10 Februari 2015

Agapo, Saz Aresei 3

"Ah, ya. Aku akan membayar secepatnya." Hye-ji dengan suara gemetar.
"Kapan O_O"
'Kapan- kapan' batin Hye-ji tapi tak mau mengatakannya, takut dibunuh.
"Entahlah ^O^"
"Satu hari bunganya 1%, lebih baik kau mengembalikan secepatnya -_-^"
'emang sejak kapan aku punya utang ke mafia itu -,.-' batin Hye-ji kesal, tapi ia tak mampu berkutik.
"Ya ^O^"
Hye-ji mematikan telepon dari si mafia dengan penuh amarah, kasihan handphone kulkas bobroknya -,.-

"Siapa??"
"Tidak, tidak ada~"
"Apa yang kau bicarakan tadi Hye-ji~a? O_O"

"Tidak ada~ Hey! kau ini ingin tau saja. -.,-"
"Kenapa kau sembunyikan dariku??"
"Sudah ah~ Aku mau tidur -_-^ Sampai jumpa Min-ja"

Hye-ji masuk kedalam rumahnya dan meninggalkan Min-ja yang masih ada didepan =_=^ Minja akhirnya memutuskan untuk pergi ke sangkarnya (baca : pulang ke rumah), padahal Min-ja belum bicara banyak dengan Hye-ji -_-^

***

Senin, 1 September 2014

Hari ini Hye-ji pergi ke sekolahnya sendirian lagi karena arah yang dilewatinya beda dengan arah sekolahnya Han-pyo, seperti biasa ia melewati pusat kota. Hari ini perasaan Hye-ji sedang tak enak, ia merasa bahwa dirinya di ikuti seseorang.
Saat Hye-ji berbalik badan, ia tak melihat siapapun.
Karena ketakutan, Hye-ji mempercepat langkahnya. Tapi apa daya jarak sekolah dan rumahnya lumayan jauh kira- kira ditempuh dalam waktu 30 menit kalau berjalan kaki.
Seseorang itu berjalan mendekati Hye-ji. Dan setelah kejar- kejaran terus..
Hye-ji tertangkap O_O

"Lepaskan!!" Hye-ji berteriak sambil meronta dan mencoba melepaskan cengkraman tangan orang itu dari tangannya
"...."
Orang itu menyekap mulut Hye-ji dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius, Hye-ji tak sadarkan dirisekelilingnya berubah menjadi kelam.

"Bagaimana? Apa yang ingin anda lakukan terhadap gadis ini Tuan muda?" Tanya seorang anggota mafia setelah membius Hye-ji dan membawanya ke markas mafia.
"Entahlah, dia adalah orang yang menabrakmu kan?" Tuan muda itu melihat Hye-ji sebentar dan kembali menatap anak buahnya.
"Iya, ^O^" Jawab anak buahnya.
"Kau sudah mencari informasi tentang gadis ini?" 
"Ya, sudah Tuan muda. Ini ^O^" Anggota mafia tadi itu menyerahkan beberapa lembar kertas yang berisi tentang informasi Hye-ji, ia mencari informasi itu sedetail- detailnya.

Tuan muda itu membalik- balikan kertas yang diterimanya itu. Sekilas dia melihat Hye-ji yang masih tertidur karena bius. Tersenyum licik. Lalu kembali melihat kertas yang dipegangnya.

"Hmm.. menarik juga gadis ini, orang tua meninggal dan tinggal dengan adiknya." Gumam Tuan muda itu.
 "Baiklah, kau boleh pergi." Kata Tuan muda itu kepada anak buahnya yang tadi dan anak buahnya meninggalkan Tuan mudanya.

Klip~ klip~ Hye-ji terbangun dari tidurnya, ia lupa apa yang tadi ia lakukan dan ia mencoba untuk mengingatnya. Herannya ia terbangun di tempat asing yang belum pernah ia kunjungi.
Ia mencoba mengingat lagi apa yang terjadi. Ia ingat. Tadi ia sedang perjalanan ke sekolah dan di tengah jalan tiba- tiba disekap seseorang yang aneh.

Hye-ji melihat sekelilingnya, sepertinya rumah mewah. Dia terbangun di kamar yang lumayan luas. Tiba- tiba pintu kamar itu terbuka. Masuklah seorang cowok dengan pakaian kasual berkulit putih, tinggi semampai, rambutnya berwarna pirang, dan yang pasti Keren.
"Ah~ sudah bangun ya?" Katanya sembari menghampiri Hye-ji.
"Si...si.. siapaa??" Hye-ji memandangnya dengan tatapan ngeri.
"Kau tak perlu takut, Hye-ji. Namaku Choi Jeong-kyu, salam kenal," Sapanya ramah.
"Dari mana kau tau namaku??" Hye-ji tambah ketakutan, tubuhnya bergetar hebat.
".... kenapa kau setakut itu? apa aku mengerikan??" Jeong-kyu tersenyum licik, dan membuat wajah Hye-ji memucat.
"Jangan mendekat! Pergi...! >.<" Hye-ji memasang wajah hati- hati karena cowok di depannya masih terus berjalan mendekat.. 
"PERGIIIII!!!!" Hye-ji berteriak dan entah energi dari mana Hye-ji dapat mengeluarkan listrik melalui tubuhnya. Jeong-kyu terhempas ke belakang dan lampu dalam kamar itu mati seketika.

Mengambil kesempatan, Hye-ji melarikan diri melalui jendela dan untungnya kamarnya terletak di lantai satu. Karena lampu mati mendadak, otomatis semua penjaga langsung berlari ke arah Tuan mudanya berada dan sebagian ada yang kepusat pengendalian listrik.

Hye-ji melihat sudah tidak adanya penjaga yang menjaga pintu gerbang, ia berlari. Membuka pintu itu dan berhasil meloloskan diri dari rumah itu.

Hye-ji berlari sekuat tenaga supaya tak dikejar oleh para mafia itu. Setelah lumayan jauh, Hye-ji berjalan gontai menyusuri jalan. Hari sudah mulai gelap, padahal seharusnya Hye-ji ada kerja sambilan hari ini.


5 komentar:

  1. aku tau, itu ga akan bertahan lama. Udah deh aku nyerah! Nggak mau ngerasain penyakit itu lagi! Jantung dan hati gue rusak. Kenapa sih ada perasaan kaya gitu?! It's broke me inside!! Cobaan apalagi ini?? :'( cuma bisaa curhat sama temen yang nggak temenan sama temen2ku
    Pliss Tuhan, mending aku nggak usah Kau beri perasaan kaya gitu Tuhan. Menyiksa

    BalasHapus
  2. Huee :'(( Tuhan, cobaan banyak banget :'(
    Kenapa setiap aku (...) argh! hanya dapat nyimpen mendem didalem hati :((
    Aku nggak pengen temenku terluka, tapi aku sendiri terluka :((
    Kenapa Tuhan? kenapa selalu ada yang ngerebut :(( Aku pengen ngomong! tapi cuma bisa sama memo!! Miris!

    BalasHapus
  3. Apa adakah orang yang mau ngerti perasaan orang lain?? Nggak mentingin perasaannya sendiri?
    Bagiku, semua nggak ada yang begitu
    Bahkan ada juga orang yang berbahagia saat aku sedih
    Malahan, temen waktu aku butuhin ga ada. Waktu mereka butuh aku selalu ada
    Apa sih kurang baiknya aku?? Bersedia berkorban demi mereka?? Aku sedih!!
    Nggak soal cinta, temen, kehidupan ga ada yang berjalan dengan baik!!
    Aku hanya dapat mengungkapkan itu dalam tulisan.
    Sebenarnya aku menjadi penulis karena pengen kabur dari kenyataan :(( !!

    BalasHapus
  4. inikah balesannya karena aku pernah ngelukain hati orang??
    Ini kah balesannya karena aku PHO??
    Inikah balesannya karena aku membunuh rasa cinta?
    Hatiku yang di buat jadi remuk?
    Hancur berserakan dimana- mana
    Tak mempunyai obat untuk menyembuhkan
    Dapat mengikis sedikit demi sedikit rasa cinta
    Hati yang baru saja sembuh
    Kini pun berlubang lagi
    Bahkan lebih dalam dan lebih sakit dari sebelumnya
    Inikah semuanya??
    Semua pembalasan atas dosa- dosa yang kuperbuat?
    Kenapa begitu memilukan??
    Meringis sendiri tanpa diketahui siapapun
    Menangis dalam hati dengan memilukan
    Orang- orang di sekitarku pun tak tahu
    Karena aku tersenyum masam
    Mereka tak akan bisa mengertiku
    Ntahlah~ aku sudah pasrah
    Walau hati yang rusak ini tak akan kembali
    Hati yang rusak karena bertarung
    Semua lawan yang tangguh
    Tak akan ada yang 'kan mengerti.
    Sungguh memilukan!
    Sahabat sejati, kamu dimana?
    Ah, aku lupa. Kamu pergi bersama orang lain
    Tuhan semesta alam, tolong berilah aku
    Sebuah pengharapan
    Walau itu hanya sekecil butiran pasir
    Aku akan membuatnya berhasil
    Dengan pupuk kerendahan hati
    dengan siraman air mata kepedihan
    Semua akan berakhir
    Hanya harus meyakinkan diri
    Untuk berdalih hasil yang baik
    Cukup sudah penderitaan ini
    Aku ingin kembali
    kembali ketempat amanku
    terimakasih telah memberikan hadiah terbaik
    dan tak terlupakan, pengalaman

    BalasHapus
  5. Gile O_O itu semua aku yang ngetik? ga percaya O_O

    BalasHapus

- Well hello all ^O^ I'm the writer,
please read this before you add your comment ;) Oke (๑・‿・๑) :
.After you read all, you must add your comment to complete this blog ^O^
.Don't forget to add comment (* -_・)oO○
.Sorry if you don't understand the story~ Gomenasaii >_<
.Thanks for read all (*≧∇≦*)

Writer σ(o'ω'o)